Penasehat
Prof. Mulyanto
Editor
dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT.,M.Kes.
dr. Yunita Sabrina, M.Sc.,Ph.D.
dr. Arfi Syamsun, SpKF., M.Si.Med.
Dewan Redaksi
dr. Doddy Ario Kumboyo, SpOG (K)
dr. Ima Arum Lestarini, M.Si.Med,SpPK
dr. Ida Ayu Eka Widiastuti, M.Fis.
dr. Ardiana Ekawanti, M.Kes.
dr. Nurhidayati, M.Kes.
dr. Arif Zuhan, SpB
dr. Fathul Djannah, SpPA
Siti Rahmatul Aini, SF.Apt.,M.Sc.
dr. Akhada Maulana, SpU
dr. Joko Anggoro, M.Sc.,SpPD
dr. Erwin Kresnoadi, M.Si.Med.,SpAn.
dr. I G N Ommy Agustriadi, SpPD
dr. Bambang Priyanto, SpBS
dr. Seto Priyambodo, M.Sc.
dr. Pandu Ishak Nandana, SpU
dr. Dewi Suryani, M.Infectdis(MedMicro)
dr. Marie Yuni Andari, SpM
dr. Yunita Hapsari, M.Sc.SpKK
dr. Monalisa Nasrul, SpM
Agriana Rosmalina H., M.Farm., Apt
Mitra Bestari
dr. I Made Jawi, M.Kes. (Bagian Farmakologi FK UNUD)
dr. Sofwan Dahlan, SpF (Bagian Bioetik FK UNDIP)
Sekretaris
dr. Prima Belia Fathana
Layout dan Percetakan
Syarief Roesmayadi
ISSN : 2301-5977
Jurnal Kedokteran Universitas Mataram
Vol. 2, No. 1, Maret 2013
DAFTAR ISI
Hubungan Infeksi Cacing Usus Terhadap Anemia Defisiensi Besi Pada Siswa Sekolah Dasar
Kelas V Dan Vi Di Desa Dasan Lekong Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2011
Zunnurul Hayati, Joko Anggoro, Eka Arie Y ................................................................................. 3
Hubungan Antara Tuberkulosis Paru Milier Dengan Kejadian Anemia Pada Pasien
Tuberkulosis Paru Di RSUP NTB
Gede Wira Buanayuda, Prima Belia Fathana, Novia Andansari Putri ........................................... 10
Perbandingan Efek Pemberian Air Kelapa Muda Dan Air Putih Terhadap Kecepatan
Pemulihan Denyut Nadi Pada Pemain Futsal FK Unram
Ida Ayu Eka Widiastuti, Putu Aditya Wiguna ................................................................................ 19
Diare Rotavirus Di Mataram
Sukardi W, Sulaksmana SP, Wahab A , Soenarto Y …............................................................... 26
Implementation Of Nutrition Curriculum To Undergraduate Students In Faculty Of Medicine,
Mataram University
Eustachius Hagni Wardoyo ............................................................................................................ 34
Peran Ekokardiografi Dalam Penegakan Diagnosis Dan Penilaian Severitas Stenosis Mitral
Basuki Rahmat ..............................................................…………................................................ 42
The Effectiveness Of Exercise And Nutrition Intervention Programmes To Prevent And Manage
Obesity Among Young Population
Rifana Cholidah ..............................………................................................................................... 47
Petunjuk Penulisan Naskah ....................................................................................................... 563
HUBUNGAN INFEKSI CACING USUS TERHADAP ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA SISWA
SEKOLAH DASAR KELAS V DAN VI DI DESA DASAN LEKONG KECAMATAN SUKAMULIA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2011
Zunnurul Hayati, Joko Anggoro, Eka Arie Y.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Abstract
The Background. Worm infection is a gastrointestinal disease that is characterized by the discovery of
worms, worm eggs or larvae on someone which is the prevalence in Indonesia is still relatively high, especially
in elementary school children. Worm infection often associated with the incidence of iron deficiency anemia is
due to chronic bleeding.
The Research Purposes. The purpose of this study was to determine the relationship of intestinal worm
infections toward iron deficiency anemia in fifth and sixth grade elementary school student in the village of
Dasan Lekong Sukamulia East Lombok District in 2011.
Research Methods. This research was observational study, with study design was cross sectional design.
Research subjects were elementary school students in classes V and VI Dasan Lekong Village East Lombok
District Sukamulia and willing to participate in the study. The subjects selected by Simple Random Sampling.
Collecting data using a questionnaire, stool examination by direct methods, levels of hemoglobin and
erythrocyte indices through a complete blood count. Data collected and presented in tabular/descriptive form.
The Result and Conclusion. This study showed that there was no significant association between worm
infection with the incidence of iron deficiency anemia in student of elementary school classes V and VI in the
Village District Dasan Lekong Sukamulia East Lombok (p=0.091).
Keyword:Worm infection, iron deficiency anemia, elementary school children.
Abstrak
Latar Belakang. Kecacingan adalah suatu penyakit gestrointestinal yang ditandai dengan ditemukannya
cacing, telur, atau larva cacing pada seseorang yang prevalensinya di Indonesia masih tergolong tinggi,
terutama pada anak sekolah dasar. Kecacingan seringkali dihubungkan dengan kejadian anemia defisiensi
besi salah satunya akibat perdarahan menahun.
Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan infeksi cacing usus terhadap
anemia defisiensi besi pada siswa sekolah dasar kelas V dan VI di Desa Dasan Lekong Kecamatan
Sukamulia Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011.
Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, analitik dengan pendekatan secara
cross sectional. Subjek penelitian adalah siswa sekolah dasar kelas V dan VI di Desa Dasan Lekong
Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Subjek
penelitian dipilih dengan cara Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner, pemeriksaan feses dengan metode langsung, kadar hemoglobin dan indeks eritrosit melalui
pemeriksaan darah lengkap. Data dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan
bantuan.
Hasil dan Kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
kecacingan dengan kejadian anemia defisiensi besi pada anak SD kelas V dan VI di Desa Dasan Lekong
Kecamatan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 (p = 0,091).
Kata kunci : Kecacingan, anemia defisiensi besi, anak sekolah dasar.
Pendahuluan
Di Indonesia masih banyak penyakit yang
merupakan masalah kesehatan, salah satu
diantaranya ialah cacing perut yang
ditularkan melalui tanahatau disebut soil
transmitted helminthesyakni Cacing gelang
(Ascaris lumbricoides), Cacing cambuk
(Trichuris trichiura), dan Cacing tambang
(Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale
Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnnya kondisi
kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi
banyak menyebabkan kerugian, karena
menyebabkan kehilangan karbohidrat dan
protein serta kehilangan darah, sehingga 4
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Upaya pemberantasan dan pencegahan
penyakit cacingan di Indonesia harus
dilakukan terlebih jika melihat prevalensi
cacingan di Indonesia pada umumnya masih
sangat tinggi2
.
Di Indonesia, angka nasional prevalensi
kecacingan pada tahun 1987 sebesar 78,6%
masih relatif cukup tinggi.Sejak tahun 2002
hingga 2006, prevalensi penyakit kecacingan
secara berurutan adalah sebesar 33,3%,
33,0%, 46,8%, 28,4% dan 32,6% 3
.Hasil
Survei Subdit Diare pada tahun 2002 dan
2003 pada 40 sekolah dasar di 10 provinsi
menunjukkan prevalensi berkisar antara 2,2-
96,3% 2
.
Kabupaten Lombok Timur merupakan
salah satu provinsi yang menjadi target
pemberantasan dan pencegahan cacingan
karena mengingat prevalensinya yang masih
cukup tinggi serta jangkauannya yang masih
belum merata. Angka cacingan berdasarkan
hasil pemeriksaan tinja pada survei cacingan
anak sekolah dasar di Desa Sakra dan
Keruak pada tahun 2009 adalah 63,2% dan
32,9%. Hal ini memperlihatkan bahwa belum
semua kawasan di Kabupaten Lombok Timur
pernah dilakukan survei untuk mengetahui
prevalensi cacingan tertutama pada anak
sekolah dasar yang merupakan salah satu
target dalam pengupayaan pemberantasan
dan pencegahan cacingan 2
.
Anemia merupakan masalah kesehatan
yang paling sering dijumpai di seluruh
dunia.Diperkirakan 30%penduduk dunia yaitu
sekitar 4,5 miliar menderita anemia dan
sekitar 500 juta orang diantaranya diyakini
menderita anemia defisiensi besi,terutama
mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan
menyusui. 2,4,5
.
Pendahuluan
Di Indonesia masih banyak penyakit yang
merupakan masalah kesehatan, salah satu
diantaranya ialah cacing perut yang
ditularkan melalui tanahatau disebut soil
transmitted helminthesyakni Cacing gelang
(Ascaris lumbricoides), Cacing cambuk
(Trichuris trichiura), dan Cacing tambang
(Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale)
1
.Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnnya kondisi
kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi
banyak menyebabkan kerugian, karena
menyebabkan kehilangan karbohidrat dan
protein serta kehilangan darah, sehingga 4
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Upaya pemberantasan dan pencegahan
penyakit cacingan di Indonesia harus
dilakukan terlebih jika melihat prevalensi
cacingan di Indonesia pada umumnya masih
sangat tinggi2
.
Di Indonesia, angka nasional prevalensi
kecacingan pada tahun 1987 sebesar 78,6%
masih relatif cukup tinggi.Sejak tahun 2002
hingga 2006, prevalensi penyakit kecacingan
secara berurutan adalah sebesar 33,3%,
33,0%, 46,8%, 28,4% dan 32,6% 3
.Hasil
Survei Subdit Diare pada tahun 2002 dan
2003 pada 40 sekolah dasar di 10 provinsi
menunjukkan prevalensi berkisar antara 2,2-
96,3% 2
.
Kabupaten Lombok Timur merupakan
salah satu provinsi yang menjadi target
pemberantasan dan pencegahan cacingan
karena mengingat prevalensinya yang masih
cukup tinggi serta jangkauannya yang masih
belum merata. Angka cacingan berdasarkan
hasil pemeriksaan tinja pada survei cacingan
anak sekolah dasar di Desa Sakra dan
Keruak pada tahun 2009 adalah 63,2% dan
32,9%. Hal ini memperlihatkan bahwa belum
semua kawasan di Kabupaten Lombok Timur
pernah dilakukan survei untuk mengetahui
prevalensi cacingan tertutama pada anak
sekolah dasar yang merupakan salah satu
target dalam pengupayaan pemberantasan
dan pencegahan cacingan 2
.
Anemia merupakan masalah kesehatan
yang paling sering dijumpai di seluruh
dunia.Diperkirakan 30%penduduk dunia yaitu
sekitar 4,5 miliar menderita anemia dan
sekitar 500 juta orang diantaranya diyakini
menderita anemia defisiensi besi,terutama
mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan
menyusui. 2,4,5
.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
observasional, analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional . Penelitian ini
dilakukan di SDN yang ada di Desa Dasan
Lekong Kecamatan Sukamulia Kabupaten
Lombok Timur yang terdiri dari 6 sekolah
dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas V dan VI yang berjumlah 430 siswa
dengan sampel penelitian sebanyak 65
siswa.Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
meliputi siswa kelas V dan VI yang terdaftar
secara resmi di SD terkait pada saat
dilakukan penelitian dan orang tuanya
menandatangani informed consent.
Sedangkan kriteria ekslusi meliputi siswa
yang tidak mengumpulkan kuesioner, siswa
yang tidak ikut pemeriksaan laboratorium
dan siswa yang tidak hadir saat dilakukan
penelitian. Penentuan unit sampel dilakukan
dengan cara Simple Random
Sampling.Metode pengambilan data yakni
dengan kuesioner dan pemeriksaan
laboratorium (Tinja dan Darah).Pengolahan
data dilakukan secara analitik dengan teknik
analisis chi-square untuk mengetahui
hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti. Analisis yang digunakan untuk
mengolah data-data yang diperoleh adalah
dengan menggunakan bantuan software
SPSS 17.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian, distribusi responden
berdasarkan jenis kelamin yakni
berjumlah35 (53,8%) responden untuk jenis
kelamin perempuan dan 30 (46,2%)
responden untuk jenis kelamin laki-laki.
Sedangkan subjek penelitian berdasarkan
umur yakni masing-masing umur 10 tahun
yang berjumlah 9 (13,8%) responden, umur
11 tahun berjumlah 34 (52,3%) responden,
umur 12 tahun berjumlah 17 (26,2%)
responden, dan umur 13 tahun berjumlah 5
(7,7%) responden.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur
No Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1 10 9 13,8
2 11 34 52,3
3 12 17 26,2
4 13 5 7,7
Total 65 100
2. Penyakit Kecacingan
Adapun distribusi penyakit kecacingan
dari 65 sampel yang telah diteliti yakni 16
(24,6%) responden positif kecacingan dan 49
(75,4%) responden lainnya dinyatakan
negatif kecacingan dengan jenis cacing yang
paling banyak menginfeksi adalah cacing
cambuk (Trichuris trichiura) yakni sebanyak 9
(56,3%) responden dan cacing gelang
(Ascaris lumbricoides) sebanyak 7 (43,8%)
responden.
3. Anemia Defisiensi Besi
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan terhadap 65 orang responden,
didapatkan sebanyak 5 orang responden
(7,7%) memiliki kadar hemoglobin kurang
dari batas normal, dan dapat dimasukkan ke
dalam kriteria anemia. Sedangkan sebanyak
60 orang responden (92,3%) memiliki kadar
hemoglobin dalam batas normal.
4. Hubungan Kecacingan dengan
Anemia Defisiensi Besi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
5 (7,7%) siswa yang anemia yang masingmasing 3 (18,8%) orang berasal dari
responden yang positif infeksi cacing dan
sebanyak 2 (4,1%) orang berasal dari
responden negatif infeksicacingsehingga
tidak didapatka hubungan yang bermakna
antara infeksi cacing dengan anemia
defisiensi besi (Fisher’s Exact Test = 0,091
atau p >0,05).Sedangkan responden
yangtidak mengalami anemia sebanyak 13
(81,3%) orang pada responden yang
positifinfeksi cacing dan sebanyak 47
(95,9%) orang pada responden yang tidak
terinfeksi cacing.
Pembahasan
Pada penelitian yang telah dilakukan,
distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin didapatkan frekuensi siswa
perempuan yakni 35 (53,8%) respondendan
siswa laki-laki sekitar 30 (46,2%) responden
dengan usia hampir didominasi oleh siswa
usia 11 tahun yang berjumlah 34 (52,3%)
responden.
Dari 65 sampel didapatkan hasil 16
(24,6%) responden positif terinfeksi cacing
dengan jenis cacing yang paling banyak
menginfeksi adalah cacing gelang(Ascaris
lumbricoides) dan cacing cambuk (Trichuris
trichiura) yang masing-masing berjumlah 7
(44%) dan9 (56%)responden sedangkan
jenis cacing lainnya yakni cacing tambang
(Necator americanus & Ancylostoma
duodenal) maupun yang campuran (Ascaris
lumbricoides&Trichuris trichiura)tidak
ditemukan. Pada penelitian lain mengenai
kecacingan yang dilakukan oleh L. Zulhirsan
(2011) dan Dedek Manu (2011) juga
mendapatkan hasil yang sama mengenai
jenis cacing yang paling banyak
didapatkanmelalui pemeriksaan feses.Hal ini
karena kedua jenis cacing yakni Ascaris
lumbricoides dan Trichuris trichiura memiliki
cara infeksi dan temperatur optimal untuk
tumbuh hampir sama yaitu di daerah tropis
dengan tingkat kelembaban cukup tinggi dan
suhu berkisar antara 250C-300C 9,10,11
.
Di Kabupaten Lombok Timur, persentase
angka cacingan pada anak sekolah dasar di
Desa Sakra dan Keruak pada tahun 2009
adalah 63,2% dan 32,9% 2
. Selain itu,
penelitian oleh Buly Fatrahady (2007)
mengenai prevalensi kecacingan di SDN
Montong Buak desa Darmaji Kecamatan
Kopang Lombok Tengah tahun 2007
mendapatkan hasil 37 (74%) siswa positif
kecacingan dari 50 sampel sedangkan
penelitian oleh L Zulhirsan (2011)
mendapatkan hasil 46 (30,3%) siswa
dinyatakan positif terinfeksi cacing dengan
subjek penelitian yakni semua siswa kelas 1
SDN Banyumulek Kecamatan Kediri tahun
201112
.
Anemia defisiensi besi (ADB) dapat
didefinisikan sebagai suatu kondisi patologis
pada salah satu komponen darah yakni
eritrosit, yang diakibatkan defisiensi
besi.Keadaan ini selanjutnya menyebabkan
penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan jumlah masa
eritrosit. Sehingga pada pemeriksaan
laboratorium, didapatkan kadar hemoglobin
(Hb) yang rendah. Selain itu juga akan
didapatkan keadaan hipokromik, yang
ditandai dengan penurunan MCV, MCH dan
MCHC yang merupakan indikator yang
sensitif untuk defisiensi besi 13
.
Hasil penelitian pemeriksaan darah yang
dilakukan pada responden, sebanyak 5
(7,7%) orang responden menderita anemia
yang ditandai dengan kadar
hemoglobindanindeks eritrosit dibawah
normal. Dari 5 orang responden tersebut,
sebanyak 3 (60%) orang responden berasal
dari responden yang positif terinfeksi cacing
dan sebanyak 2 (40%) orang responden
berasal dari responden yang negatif
terinfeksi cacing.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Dari 65 sampel yang diambil, prevalensi
cacingan yang ditemukan dari hasil
pemeriksaan feses adalah 24,6%
(sebanyak 16 responden yang terinfeksi
cacingan) yangdidominasi oleh cacing
cambuk (Trichuris trichiura) yakni 9
(56%) responden.
2. Dari 5 orang yang menderita anemia,
kejadian anemia defisiensi besi lebih
banyak pada responden dengan positif
infeksi cacing dibandingkan dengan
responden yang negatif terinfeksi cacing
yakni masing-masing 3 (18,8%)
respondendan 2(4,1%) responden.
3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara infeksi kecacingan dengan
anemia defisiensi besi pada siswa SD
kelas V dan VI di Desa Dasan Lekong
dengan p-value 0,091 lebih besar dari
0,05 (0,091> 0,05).
Daftar Pustaka
1. FKUI.Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.
Edisi IV. Editor: Sutanto, dkk. Jakarta:
Departemen Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2008
2. Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia
2001. Jakarta; 2004
------------ Pedoman Umum Program
Nasional Pemberantasan Cacingan Di
Era Desentralisasi. Jakarta; 2004
3. Sumanto D.Faktor Risiko Infeksi Cacing
Tambang pada Anak Sekolah (Studi
Kasus Kontrol di Desa Rejosari,
Karangawen, Demak). 2010 [cited 2011
Juni 20]. Available from:
http://www.usus.co.id
4. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas.
Jakarta: EGC; 2006
5. Weiss G, Goodnough LT. Anemia of
Chronic Disease. Nejm. 2005; 352: 1011-
1023
6. Mardika S.Hubungan Anemia Defisiensi
Besi Dengan Tingkat Prestasi Belajar
Siswa SD di Kota Mataram Tahun 2008.
Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram; 2008
7. FAO/WHO.Vitamin and Mineral
Requirements in Human Nutrition. 2004
[cited 2011 Juni 20]. Available
from:http://whqlibdoc.who.int/publications
/2004/9241546123_chap13.pdf.
8. Rasmaliah. Anemia Kurang Besi dalam
Hubungannya dengan Infeksi Cacing
pada Ibu Hamil.2008 [cited 2011 Juni
20]. Available: http://www.usu.com
9. Zulhirsan L. Status Gizi Anak Sekolah
Dasar Negeri Yang Terinfeksi
Kecacingan Di Banyumulek Kecamatan
Kediri. Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram; 2011
10. Dedek M. Profil Kecacingan, Kadar
HemoglobinDan Gambaran Pemeriksaan
Apusan Darah TepiPada Perajin
Gerabah Di Pengodongan Indah,
Banyumulek, Kediri, Lombok Barat.
Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram; 2011
11. Gandahusada S. Parasitologi
Kedokteran Edisi Ketiga.Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2004
12. Fatrahady B.Hubungan Antara
Pengetahuan Anak SD Mengenai
Cacingan dengan Prevalensi cacingan
pada Anak SD di SDN Montong Buak
Desa Darmaji Kecamatan Kopang.
Mataram: Program Studi Pendidikan lihat disini
Dokter Universitas Mataram; 2007
13. Bakta IM. Pendekatan Terdahap Pasien
Anemia.Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II. Edisi IV. Editor: Aru W
Sudoyo, dkk. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2009
0 komentar:
Posting Komentar