Senin, 13 Januari 2014

ANEMIA DEFISIENSI BESI
2.1.1. Definisi
 Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya
penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron
store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang
(Bakta, 2006).
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah,
yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi
transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang
menurun (Abdulmuthalib, 2009).
Absorbsi Besi Untuk Pembentukan Hemoglobin 
Menurut Bakta (2006) proses absorbsi besi dibagi menjadi tiga fase, yaitu: 
a. Fase Luminal 
Besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk, yaitu besi heme 
dan besi non-heme. Besi heme terdapat dalam daging dan ikan, tingkat 
absorbsi dan bioavailabilitasnya tinggi. Besi non-heme berasal dari sumber 
nabati, tingkat absorbsi dan bioavailabilitasnya rendah. Besi dalam 
makanan diolah di lambung (dilepaskan dari ikatannya dengan senyawa 
lain) karena pengaruh asam lambung. Kemudian terjadi reduksi dari besi 
bentuk feri (Fe3+) ke fero (Fe2+) yang dapat diserap di duodenum. 
 
b. Fase Mukosal 
Penyerapan besi terjadi terutama melalui mukosa duodenum dan 
jejunum proksimal. Penyerapan terjadi secara aktif melalui proses yang 
sangat kompleks dan terkendali. Besi heme dipertahankan dalam keadaan 
terlarut oleh pengaruh asam lambung. Pada brush border dari sel absorptif 
(teletak pada puncak vili usus, disebut sebagai apical cell), besi feri 
direduksi menjadi besi fero oleh enzim ferireduktase (Gambar 2.2), 
mungkin dimediasi oleh protein duodenal cytochrome b-like (DCYTB). 
Transpor melalui membran difasilitasi oleh divalent metal transporter 
(DMT 1). Setelah besi masuk dalam sitoplasma, sebagian disimpan dalam 
bentuk feritin, sebagian diloloskan melalui basolateral transporter ke 
dalam kapiler usus. Pada proses ini terjadi konversi dari feri ke fero oleh 
enzim ferooksidase (antara lain oleh hephaestin). Kemudian besi bentuk 
feri diikat oleh apotransferin dalam kapiler usus. 
Sementara besi non-heme di lumen usus akan berikatan dengan 
apotransferin membentuk kompleks transferin besi yang kemudian akan 
masuk ke dalam sel mukosa dibantu oleh DMT 1. Besi non-heme akan 
dilepaskan dan apotransferin akan kembali ke dalam lumen usus 
(Zulaicha, 2009).

untuk melihat naskah asli, download disni

0 komentar:

Posting Komentar